Selasa, Maret 10, 2009

1. kaki bersayap sang bidadari kecil


ada seorang gadis kecil yang merangkak mengejar bintang yang membuat ia menjadi bertahan akan sinar yang menerangi hidupnya.mula-mula ia sangat lugu dan tak tau bagaimana dunia kejam memperlakukannya,dia masih saja asyik menikmati dunianya, sampai suatu ketika ia disadarkan oleh tuanya waktu,yang benar-benar membuatnya faham akan makna hidup sesungguhnya yang kejam dengan ketegaran
sebab keluguan dan semangatnyalah malaikat menghadiahi sebuah sayap yang special dibungkus dengan kertas kado yang sangat mahal jika harus dinilai dengan angka.
Senyum malaikat mengembang disudut lesung pipit dermaga cinta yang dipersembahkan terspesial kepada gadis kecil yang memperjuangkan hidupnya,malaikat menjaganya tanpa lelah dan takpernah terpejam matanya atau bahkan berpaling pergi,
Malaikat itu berharap sayap membekalinya menjadi seorang bidadari kecil sempurna karena kemauannya yang keras dan ketegarannya menghadapi awan-awan hitam.
Malaikat itu baik hati sehingga diajarkannya cara untuk terbang berikut petunjuk panduannya terbang mencapai nirwana,sehingga ketika ia turun kebumi gadis kecil itu menjadi sosok yang sempurna meraih dunianya dengan semua aturan-aturan yang ada.
Terbanglah ia dengan sayap barunya memamerkan pada dunia bahwa dia kini sudah menjadi sempurna.sebenarnya tak usah gadis kecil itu memperlihatkan pada dunia bahwa sudah sempurna,atau lebih benarnya mendekati kata sempurna dunia sudah tau kesempurnaan cirri pada sayapnya,toh juga sesempuna apapun manusia tidak ada yang menandingi sempurnanya malaikat yang menghadiahinya sayap untuk terbang,meskipun dia sudah menjadi malaikat sekalipun,memang begitulah kenyataannya manusia.saat terbang.ia merasakan sesuatu yang berbeda,yang orang awam tidak bisa mengalami kenikmatan saat terjaga dipelupuk mata sang Pencipta.
Dia masih tertawa bahagia ,kemudian tersadar bahwa ia sedari tadi hanya menikmati sendiri,dia meringkuk dinginnya kesendirian membuatnya ketakutan,malaikat itu dating dan bertanya padanya”kenapa engkau gadis kecilku,tergambar kesedihan diwajahmu?” sesaat dia bisu
Gadis kecil itu menjawab lugu.”aku takut sendirian,jika kau tak ada nanti ketika kau telah menyelesaikan tugasmu,lalu siapa yang akan menemaniku?” kali itu malaikat terdiam dan kemudian berfikir sejenak,kemudian ia memberika beberapa alternatif pilihan. Malaikat menawarkan beberapa orang yang sempurna yang sudah menjadi malaikat sama seperti halnya dirinya tinggal ia memilih mana yang gadis kecil itu suka.sejenak diamati satu persatu,dipahami isi kotak hatinya yang sengaja dibuka untuk gadis kecil itu,mereka tidak memberikan kesempatan untuk gadis itu memilih,mereka keras kepala dan selalu tampil sempurna karena mereka juga sudah menjadi bidadara,sebenarnya gadis itu tidak mau memilih diantara beberapa pilihan yang sudah ada didepan mata karena takut salah untuk memilih dan menyesal,apalagi waktu seakan dituntut sang bidadara itu agar sigadis memilih mereka karena mereka merasa bisa membuatnya bahagia,gadis itu tambah sedih atas jawaban yang didapatnya,saat itu juga ia sadar bahwa mereka ingin memiliki gadis kecil itu karena ia sudah sempurna atau karena semulia dengan gadis itu.
Ia menghampiri malaikat dan membisikan padanya bahwa ia tak mau memilih,tidak untuk sekarang tidak juga untuk besok,karena dia bukanlah alasan mengapa ia pantas untuk dipilih,dia mau waktu yang memilihkan untuknya.


1.


Ia beranjak meninggalkan malaikat dengan sebuah senyuman dan juga kekecewaan,kekecewaan bukan karena ia tidak mendapatkan yang ia inginkan tapi kecewa karena ternyata kesempurnaan yang terlihat secara nyata membuat itu menjadi suatu kesombongan yang terbaca,dan lagi juga karena kesempurnaan itu tidak mau membuat mereka bergaul dan berbagi kesempuranaan itu pada manusia yang masih naïf namun ingin berusaha mengubah hidupnya sama seperti mereka,bukankah mereka juga sama naifnya dengan manusia biasa sebelum mereka mendapatkan sayap itu?atau mugkin lebih naïf lagi ketika mereka punya sayap untuk menggapai melihat langit ketujuh.
Ia kembali terbang mengitari kaki kaki langit,ia belum bisa sampai langit ketujuh,disepanjang perjalanan ia merenung,mungkin dirinya belum saatnya menjadi bidadari,baginya terlalu cepat,atau bahkan tak pantas karena tak mampu hanya waktu yang akan menjawab semua.dilangit ia meninggalkan jejak kesedihan langit yang tiba tiba menghitam,gadis kecil itu seakan tidak lebih tegar seperti dulu saat ia menjadi manusia biasa tanpa embel-embel title pangkat dan kedudukan.
Setelah cukup lama ia terbang dan tau kehidupan diatas sana,ia kembali mendarat kepermukaan bumi,ia kembali…..
Ia sudah kembali walau dengan kebimbangan dan keraguan jalan yang harusnya ia tempuh dan kaki yang harusnya ia langkahkan.keraguan…’apakah ia bisa hidup seperti kehidupan diatas langit tanpa membuatnya menjadi munafik?’
Sayapnya membuatnya terlihat sempurna,bulu-bulunya membuat hatinya halus selembut sutra dan mungkin juga lebih dari sekedar itu.tapi ia sadari jalan pikirannya kadang mulai mambuatnya terobsesi menjadi manusia yang biasa-biasa saja tanpa sayap.
Entah mengapa gadis itu tiba-tiba ingin melepaskan sayap saat tersadar akan kemunafikannya,ia tak mau terlalu jauh menjadi munafik karena kembali keasalnya sebagai manusia . hamper saja ia menjadi bidadari yang juga seorang peri yang sempurna dan bisa naik perlahan lahan kelangit ketujuh,tapi dengan sekejap itu pula ia mengubah segala impian dengan jalan pikirannya yang bodoh.
Kali ini setelah ia turun dari langit dan meninggalkan malaikat,gadis itu menggigil seakan ketakutan disudut ruangan,tapi ia juga menikmati kebebasannya,andai saja si bodoh kecil itu masih mengenakan sayapnya,pasti ia masih diselimuti kehangatan hingga terjaga dari rasa takut dan lebih berhati-hati dengan efek samping melepaskan sayap,tapi sepertinya ia suda memanah melesat dari tujuannya,jalur yang membuat ia bertingkah alakadarnya normal seperti seorang manusia biasa. Sayapnya kini bertepi tersimpan dikotak hatinya saja dan dibiarkan berkelana menuju nirwana,ia hanya mengikuti petunjuk paduannya yang sedikit sedikit sudah dia hafal dalam waktu singkat.hatinya dibiarkan ikut berkelana bersama sayap putih nan suci menuju nirwana.
Dengan kebimbangan sayap itu telah rela dilepaskan gadis kecil bersorot mata tajam.ia memilih untuk tidak terbang lagi,sebenarnya ini bukan sebuah pilihan yang tepat untuk saat ini ataupun nanti tapi bagaimanapun kehidupannya adalah pilihan atas kelangsungan hidup yang bakal ia tempuh sendiri,sanggup ataupun tidak toh inilah pilihan,mugkin kau,aku,dia dan mereka akan kecewa dan menyesalkan keputusan bodohnya,tapi apa mau dikata rasionya berjalan lebih tua dan lebih maju dengan apa yang kau,aku,dan mereka pikirkan tentang dia.ia tak mau jadi bidadari bersayap yang diharapkan banyak orang karena kesempurnaan,ia lebih memilih berlari dngan kakinya yang mampu membuatnya menjadi sana bidadari,yang tak semua orang boleh tau,tidak juga aku,dia hanya ingin KAU yang tau semua tentangnya,tapi dia saja masih terus mencri kau yang bersembunyi tanpa jejak karena kesederhanaan,sesungguhnya ia tau bahwa ia akan lelah hanya dengan berlari supaya sampai kenirwana,dan jangankan untuk mencapai nirwana,menemukan persembunyian hatimu saja ia kewalahan dan hamper menyerah,dan setelah ia lelah maka ia akan berhenti dipersimpangan jalan yang menggambarkan dua sisi dalam dirinya yang saling ingin menonjolkan diri untuk menunjukan siapa sesunggnhnya gadis kecil itu.
Disisi lain kelelahan itu mengajarkannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar